Jumat, 05 November 2010

77 Senior High School

Hello pembaca setia saya (Y) hahaha
udah lama gak ngepost di blog, maklum semenjak jadi anak SMA ribetnya gak ketolongan. Jadi gini nih maksud gue posting blog ini tuh untuk menceritakan sekolah baru gue, yaitu SMA 77 Jakarta.

Sejarah Singkat SMA 77 :

Pada tahun pelajaran 1975/1976 Pemerintah mendirikan Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP) di seluruh Propinsi di Indonesia.

Di Jakarta menjadi dua yaitu SMPP Negeri I yang sekarang menjadi SMU Negeri 77 dan SMPP Negeri 35 yang sekarang menjadi SMU Negeri 78 di Kemanggisan Jakarta Barat.

Yang akan diuraikan SMPP Negeri I yang berubah menjadi SMA Negeri 77 selanjutnya menjadi SMU Negeri 77 Jakarta.
Karena namanya SMPP Negeri I dan kebetulan berdamping dengan SMP Negeri 77 sering anak yang bercelana pendek daftar ke SMPP I baik pindahan maupun murid baru. Mereka menyangka SMPP itu adalah setingkat dari SMP Pembangunan. Setelah dijelaskan bahwa SMPP itu singkatan dari Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan setara dengan SMA, maka mereka pun menjadi tahu yang sebenarnya. Sekolah ini juga sering dipakai kegiatan penataran terutama penataran Ketrampilan yaitu Fotografi, Mengetik, IPA dll. Yang diikuti oleh guru-guru SMP dan guru-guru SMA.

Guru-guru SMPP Negeri I pada umumnya bantuan dari SMA lain seperti SMA 5 , SMA 30 sedangkan guru tetap hanya sekitar 4 orang tetapi akhirya guru-guru dari sekolah lain mau menjadi guru tetap. Apa yang menjadi motif mereka ?. Mungkin ada rasa senang karena kekeluargaannya atau karena yang lain.

Guru-guru SMPP sudah banyak yang pensiun, meninggal dunia seperti Bapak Zein Abbas guru Agama Islam, Bapak Suhendro guru fisika, Bapak Sukarli guru Bahasa Inggris.

Selain pensiun dan meninggal ada juga yang pindah ke perguruan Tinggi seperti Ibu Dra. Sondang Sihombing (Kimia) pindah ke IKIP, Drs. Toto Iskandar (Fisika) ke IKIP juga dan ada juga yang pindah ke sekolah lain. Lain dari itu ada juga karena prestasinya di promosikan menjadi Ka SMA yakni :

* Dra. Asmin Pasaribu Ka. SMA 80 (Sekarang Pensiun)
* Drs. H. Obing Ka SMA 59, 19, 22 (pensiun dari SMA 22)
* Drs. H.Arifin Rusmana Ka SMA 74,30, 1 (Pensiun dari SMA 1)
* Drs. H. Sartiman Ka. SMA 102 sekarang Pengawas SMA
* Drs. Nanang Gunadi Ka. SMA 28

Hingga sekarang guru-guru yang mengajar antara 1975-1990, tinggal sekitar 26 orang dari + 82 orang

Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMPP Negeri I ialah :

1. NT. Padidi almarhum
2. Didi Soenardi (Pensiun Pengawas SMA)
3. Drs. Joko Sudibjo (Pensiun SMA 1)
4. Subagyo ( Hanya 14 hari) Pensiun
5. G. Suprapto (PLH) Pensiunan Pengawas SMA)
6. A. Nadadap Almarhum
7. Drs. Amri (pensiunan di SMA 55)
8. Drs. Sudigdo Ms
9. Drs. Heru Nur Cahyo
10. Drs. H. Burhanis Syarif (Anggota DPRD Padang)
11. Drs.H.Mohamad Zen S, M.Pd almarhum
12. Drs.H.Sudirman Bur .......sampai sekarang

Perggantian nama dari SMPP mejadi SMA banyak diprotes oleh para Alumnus SMPP, namun karena peraturan pemerintah merekapun menyadarinya, asal SMPP Negeri I khususnya tidak dilupakan oleh SMA atau SMU selanjutnya.

Pergantian nama menjadi SMA membawa berbagai perubahan, yang penting sekarang antara SMPP dengan SMA tidak tidak ada bedanya baik sistem semester maupun yang lain-lainya. Mungkin hal ini dianggap bahwa sistem SMPP berhasil dan sekarang diterapkan di SMA.

Setelah berubah nama menjadi SMA 77 banyak perubahan, gedung yang tadinya berbentuk huruf L sekarang menjadi berbentuk huru [ ], sarana yang lain halaman sudah tidak becak lagi, mau sholat jum’at tidak usah menggeser meja/kursi di kelas. Karena sudah ada mushola. Untuk jajan anak, kantin sudah rapi, demikian juga lain-lain.

Prestasi siswa juga dapat dibanggakan, kesejahteraan guru dapat ditingkatkan, dll yang bersifat positif.

Tentu saja walaupun sudah sedemikian peningkatannya, masih ada juga sisi kekurangannya nah sisi kekurangan ini mari kita hilangkan dan ditingkatkan menjadi yang terbaik.

Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan muncul pula SMA Negeri 77 berubah nama SMU 77 seluruh SMA berubah menjadi SMU dan kejuruan apapun asalnya Mis : STM, SMEA, SMKK berubah menjadi SMK. Perubahan itu bukan saja hanya nama SMU atau SMK, tetapi struktur Organisasi Departemen Pendidikan berubah.

Semoga dengan perubahan tersebut, Output SMU menjadi manusia Indonesia yang sesuai dengan harapan masyarakat, sesuai pula dengan tujuan pendidikan itu sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar